Sungai Penuh Masuk 10 Besar Daerah Rawan Ketidaknetralan ASN di Pilwako

https://jambihariini.com/wp-content/uploads/2024/08/FB_IMG_1724245856055.jpg

JAMBI – Kota Sungai termasuk daerah rawan ‘permainan’ ASN dalam Pilkada. ASN di daerah ini disebut-sebut daerah yang harus diawasi ketat oleh Bawaslu.

Ketua Badan Pengawas Pemilu ( BawasluAbhan mengatakan, ada 10 daerah yang tercatat memiliki tingkat kerawanan tertinggi soal ketidaknetralan ASN dalam Pilkada 2020.

Hal itu berdasarkan indeks kerawanan pilkada (IKP) Pilkada 2020.

“Ada 10 daerah yang kami kategorikan indeks kerawanan terkait dengan netralitas ASN cukup tinggi. Ini IKP menjadi early warning bagi kami untuk menentukan strategi pengawasan,” ujar Abhan saat mengisi webinar bertajuk “Menjaga Netralitas ASN di Pilkada 2020”, Senin (10/8/2020).

Abhan menyebut 10 daerah itu yakni Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kota Makassar, Kabuoaten Lamongan, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten Agam.

Dia menuturkan, 10 daerah ini sengaja diumumkan untuk mengantisipasi agar ketidaknetralan terjadi secara masif.

“Mohon maaf ini kami sebutkan untuk melakukan upaya antisipasi agar persoalan netaralitas ASN di sana tidak terjadi secara masif,” ujar dia.

Lebih lanjut Abhan mengungkapkan, ASN memang berada pada posisi yang cukup sulit saat pilkada.

Para ASN kerap dibandingkan dengan TNI dan Polri yang tidak punya hak pilih.

“Kalau ASN diminta netral tetapi punyak hak pilih, sama halnya dengan penyelenggara pemilu,” kata Abhan.

Terlebih, dari 270 daerah penyelenggara Pilkada 2020, terdapat 224 petahana yang diperkirakan kembali mencalonkan diri.

Namun, kondisi tersebut belum sepenuhnya pasti.

“Kita lihat pasca-23 September, setelah pencalonan apakah betul semua maju. Memang dari data kami potensi netralitas ASN kalah jika ada calon petahana. Abuse of power petahana karena punya akses lebih,” tutur Abhan.

“Apalagi kalau di daerah incumbent pecah kongsi kemudian ditambah sekdanya yang hampir pensiun mencalonkan diri. Sehingga ASN harus betul-betul teguh menjaga netralitasnya,” kata dia.(*)