Penyataan Ahmadi Zubir “Pengangguran Itu Preman” Dikecam. Warga: Kami Pengangguran, Tapi Bukan Preman

https://jambihariini.com/wp-content/uploads/2024/08/FB_IMG_1724245856055.jpg

 

SUNGAIPENUH – Pernyataan Ahmadi Zubir saat menyampaikan orasi kampanye di Pasar Sungaipenuh, Senin (23/11/2020) kemarin mendapat banyak kecaman dari warga Kota Sungaipenuh.

Saat menyampaikan orasi politiknya, Ahmadi Zubir menyatakan bahwa pengagguran itu adalah preman atau identik dengan preman. Sementara dirinya dan Antos telah memiliki pekerjaan tepat. Ini disampaikan Ahmadi menanggapi maraknya kabar yang mengatakan dirinya pemimpin preman.

“Kami berdua punya pekerjaan dan penghasilan tetap. Saya Ketua STKIP selama 20 tahun juga kepala dinas. Demikian juga Pak Antos, beliau Ketua STIE Sakti Alam Kerinci,” kata Ahmadi Zubir saat kampanye di Pasar Sungaipenuh.

Lalu siapa yang tidak punya pekerjaan, siapa yang pengangguran tanya Ahmadi? Nah, yang pengangguran itu identik dengan preman. “Sekali lagi saya tegaskan, kami berdua punya pekerjaan dan punya pendapatan yang jelas,” tegas Ahmadi seperti dikutip di sejumlah media massa online.

Pernyataan ini pun menuai kecaman dan banyak sorotan dari warga, terutama warga yang belum mendapatkan pekerjaan tetap.

Salah satunya disampaikan warga Sungaipenuh, Andi. Ia mengaku kecewa dengan pernyataan Ahmadi Zubir tersebut. “Saya pengangguran tapi saya bukan preman. Pak Ahmadi tidak bisa mengidentikkan preman dengan pengangguran,” ujar Andi saat berbincang-bincang dengan media ini di Pasar Sungaipenuh, Selasa (24/11/2020) siang.

Andi mengatakan, kata preman itu selama ini dimaknakan negatif oleh mayoritas masyarakat, sehingga kata preman itu tidak pantas disamakan dengan pengangguran.

“Beliau-beliau itu pemimpin perguruan tinggi, tidak sedikiti mahasiswa beliau yang belum mendapatkan pekerjaan setelah selesai kuliah. Apakah mereka juga preman?,” bandingnya.

Seharusnya, kata Andi, sebagai calon pemimpin dan akademisi, Ahmadi tidak mengeluarkan pernyataan yang dapat menyinggung perasaan masyarakat. Hal ini tentu akan menurunkan simpati masyarakat kepada dirinya sebagai calon Walikota Sungaipenuh.

“Sayang sekali, sebagai calon pemimpin dan orang berpendidikan tapi Ahmadi malah berbicara kasar dan menyinggung perasaan masyarakat,” tutupnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh salah satu warga Kecamatan Koto Baru, Yusrizal. Menurutnya, tidak ada satupun orang yang mau menjadi pengangguran, karena nasib setiap manusia itu berbeda. Namun, meski belum mendapatkan pekerjaan, tidak semata-mata mereka bisa dicap sebagai preman. Apalagi hal itu disampaikan oleh calon pemimpin dan orang yang berpendidikan.

“Tdk ada satupun kita yg mau jadi pengangguran alias tidak mempunyai pekerjaan. Takdir dan nasib manusia itu berbeda-berbeda. Yan tidak punya pekerjaan bukanlah preman,” ujar anak jantan Koto Baru ini.

Selain warga, kecaman atas pernyataan Ahmadi Zubir itu juga banyak disampaikan oleh netizen di media sosial Facebook.

“Kok bapak sesingkat ini pemikirannya? Jika pengangguran adalah preman, bapak sama saja mengatakan anak anak muda yang belum bekerja di kota Sungai Penuh adalah preman. Bapak telah menghina pengangguran yang bapak beri dimbol preman,” tulis akun FB Gina Putri di laman facebooknya.

“Preman itu yang menggunakan kekerasan saat acara resmi, preman itu menghadang orang untuk bersosialisasi, itu baru preman,” timpalnya. (*)