Dugaan Pungli “Laci Meja”, Kepala DPKAD Kerinci Terancam Dicopot Bupati

Rapat soal anggaran penanganan Covid-19 oleh Pemkab Kerinci di Aula Kantor Bupati, Rabu (18/4/2020). Media dilarang masuk untuk liputan.

KERINCI – Dugaan adanya praktik pungutan liar (Pungli) di tubuh DPPKAD Kerinci memasuki Episode baru. Kali ini mencuat istilah “laci meja” di DPPKAD Kerinci.

Infomasi yang diterima, istilah “laci meja” ini telah lama terdengar, apalagi setelah mulai direalisasikannya Dana Desa di Kabupaten Kerinci. Istilah “laci meja” sering diperbincangkan para Kades di Kerinci, terutama pada saat pengurusan pencairan dana desa di DPPKAD Kerinci.

“Ada beberapa pos yang mesti dilewati, mulai dari proses SPM hingga penerbitan SP2D,” ungkap sumber dilapangan

Pada saat pengurusan tersebut, lanjutnya, para Pemerintah Desa diduga dimintai dana pengurusan SPM ratusan ribu rupiah, hingga pada proses penerbitan SP2D.

“Ada yang pakai amplop ada yang tidak, yang jelas semuanya dimasukkan ke laci,” sebutnya.

Masih menurut sumber, kondisi yang demikian tidak hanya dialami Pemerintah Desa saja, namum juga para bendahara SKPD. “Itu sudah biasa, namun sulit untuk dibuktikan. Karena permainannya sangat rapi,” bebernya.

Sementara itu Anton, salah seorang tokoh muda Kerinci sangat menyanyangkan dengan adanya pungli terhadap Kades di DPPKAD kerinci.

“Sudah lama pungli di DPPKAD Kerinci ini, tidak ada tindakan dari atasan dan pihak terkait,” kata Anton.

Dia minta Bupati Kerinci Adirozal untuk segera menganti Kepala DPPKAD Kerinci, Nirmala, jika tidak ada tindakan,  pungli di DPPKAD kerinci ini akan terus berlanjut.

“Harus segera diganti, karena Kades sudah banyak yang menjadi korban pungli dan pungli ini juga sudah terjadi cukup lama,” pungkasnya.(*)