JAMBI – Pemerintah Kabupaten kerinci dan kota sungai penuh sesegara mungkin untuk memberlakukan lockdown atau karantina wilayah agar tidak bertambah jumlah korban yang terkena COVID-19.
“Pemerintah Kota dan kabupaten harus segera mengambil sikap tegas, ini bagaimana untuk mengantisipasi agar penyebaran virus corona ini tidak merajalela dan tidak memakan korban yang banyak yang dimana kita tahu bahwa sudah ada satu orang positif Covid19” kata Doni Ropawandi, Minggu (5/4)
Doni menjelaskan, prioritas saat adalah nyawa yang begitu sangat berharga, bila dapat dilakulan lockdown secepat mungkin, mungkin nyawa puluhan bahkan ratusan orang bisa terselamatkan.
“Pemkab dan pemkot janga hanya memikirkan faktor nilai ekonomi turun, tapi yang lebih penting sekarang ini adalah keselamatan dan nyawa orang banyak,” jelas ketua pelajar Indonesia di Malaysia ini yang juga pemuda peduli Kerinci.
Bila lockdown dilakukan dengan cepat, maka ini akan menjadi tindakan preventif terhadap penyebaran virus corona.
“Bila kita lakukan lockdown, maka berapa nyawa yang bisa di selamatkan. Dan pintu-pintu tempat masuknya transportasi harus di tutup dan tidak ada lagi kunjungan dari kabupaten dan kota tetangga maupun orang-orang kerinci atau kota yang ingin pulang kampung,” katanya
Alasan lain yang menjadi perhatiannya adalah mengenai fasilitas yang sangat terbatas dan minim yang ada dikabupaten dan kota
“Melihat fasilitas kesehatan yang minim dan semerautnya penanggulangan maka lockdownlah jalan terbaik yang diambil oleh pemkab maupun pemkot”
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah jangan hanya menggelar rapat saja, tetapi harus segera bertindak cepat. Agar korban tak berjatuhan dan bisa terselamatkan.
“Pemerintah jangan hanya memikirkan ekonomi makin anjlog, tetapi berfikir bagaimana bisa menyelamatkan nyawa satu dikabupaten kota, jelasnya
Ia dilakukan karena murni kesadaran masyarakat masih sangat rendah tentang prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), social distancing, physical distancing dan berbagai hal yang mempengaruhi timbulnya penularan COVID-19.(*)