JAMBI – Di Jambi unjuk rasa besar -besaran dari mahasiswa terjadi di berbagai kabupaten/kota.
Seperti Demo mahasiswa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kerinci, Kamis (8/10/2020) siang, berujung ricuh.
Kericuhan terjadi dikarenakan tidak ada pimpinan maupun anggota DPRD Kerinci yang mau menemui mahasiswa. Akhirnya, mahasiswa mencoba menerobos masuk ke dalam gedung DPRD Kerinci yang dijaga oleh personel kepolisian dan anggota Satpol PP.
Awalnya, terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dengan personel yang melakukan pengamanan. Namun akhirnya terjadi aksi pelemparan dari kelompok massa, yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh petugas kepolisian.
Akibat kericuhan tersebut sejumlah mahasiswa terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kericuhan akhirnya dapat diredam setelah Dandim 0417/Kerinci, Letkol CZI Fitriadi bersama Kapolres Kerinci, AKBP Agung Wahyu Nugroho berhasil memfasilitasi mahasiswa bertemu dengan ketua DPRD Kerinci, Adminudddin di lapangan merdeka Sungai Penuh.
Dalam pertemuan itu, mahasiswa meminta kepada ketua DPRD Kerinci untuk membuat surat dan langsung ditandatangani dengan isi bahwa mahasiswa Kerinci-Sungai Penuh menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang telah disahkan oleh DPR RI.
“Kita minta ketua DPRD Kerinci membuat surat tersebut dan menandatangani di depan kami di sini, kita mintak surat tersebut dikirimkan ke Sekjen DPR RI, jika tidak kami akan turun lagi dengan membawa masa lebih banyak lagi,” kata salah seorang Mahasiswa di hadapan ketua DPRD Kerinci, Dandim 0417 Kerinci dan Kapolres Kerinci.
Dia mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan dengan adanya pengesahan RUU Cipta Kerja oleh DPR RI, karena mereka menilai anggota dewan tidak berpihak kepada rakyat, tetapi ingin membunuh rakyat kecil.
“Kita sayangkan lambatnya respon dari ketua DPRD Kerinci untuk menemui mahasiswa, jika cepat tidak akan terjadi bentrok seperti ini,” ungkapnya.
Mahasiswa lain menyebutkan pihaknya turun ke jalan hari ini adalah untuk memperjuangkan hak masyarakat dan buruh yang haknya sudah dirampas oleh anggota dewan yang terhormat. “Jika tidak di respon, kami akan sweeping perusahaan yang ada di Kerinci-Sungai Penuh,” sebutnya.
Dia sangat menyayangkan dengan adanya aksi pemukulan terhadap mahasiswa yang membuat sejumlah mahasiswa terluka. “Katanya melayani dan mengayomi masyarakat tapi main pukul. Kita mintak rekan – rekan kami yang ditahan untuk dilepaskan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kerinci-Sungai Penuh itu sendiri terdiri dari organisasi kemahasiswaan, BEM Akper, BEM AMIK, DEMA IAIN, HMI, KAMMI, IMM, PMII, BEM STIA, BEM STIE, dan BEM STKIP.(*)