Jambi-Cek Endra bergerak ke Desa berikut, Meranti Baru. Di lokasi kedua ini Cek Endra bersua warga di kediaman pak Prayitno. Di sini, sambutan warga kepada Cek Endra tak kalah gegap gempita. Perwakilan tokoh dari beberapa desa sekitar itu berbondong-bondong merapat.
Mereka berdiskusi bersama cagub usungan Golkar-PDIP itu, sembari duduk bersila. Mereka tampak akrab, tanpaberjarak. Cek Endra terlihat takzim mendengar curhatan warga.
Di sini, Cek Endra mendapat sambutan sedikit berbeda dari lokasi lain. Warga kompak membaca doa bersama-sama, diiringi tahlil, tahmadi dengan suara yang dikeraskan, yang dipimpin seorang kyai berpengaruh di situ, Ustad Komarudin
“Doa bersama-sama ini insyallah Mandhi pak. Karena boleh jadi ada diantara doa warga di sini yang diijabah Allah SWT,”kata sang ustad, sembari mempertegas kata Mandhi yang artinya mujarab dalam bahasa jawa.
Selepas memimpin doa bersama, Ustad Komaruddin tiba-tiba memekik lantang.
“Sanggupkah bapak/ibu mengantar bapak Cek Endra ke Provinsi? menjadi Gubernur..???”
Warga dengan kompak menjawab,
“Sangguppppp….”
“Yang kita dukung adalah orang tua kita. Bapak kandung kita adalah yang punya hajat. Malu kalau ada warga Mandiangin tak mendukungnya,”kata ustad Komarudin.
Cek Endra kembali mempertegas tidak sedang kampanye di sini. Melainkan bersilturahmi dengan keluarga besarnya.
“Sejak cuti menjadi Bupati, saya jadi jarang datang ke sini. Saya minta maaf, karena kesibukan harus berkunjung ke daerah lain,”ujarnya.
Semasa menjadi Bupati, Cek Endra memang kerap datang ke sini. Sesekali ia datang untuk mengecek program pembangunan, semisal program bantuan desa senilai Rp 200 juta itu. Semua desa di sini kebagian. Ada yang memanfaatkan bantuan itu untuk modal usaha. Adapula yang menggunakannya untuk membelli hewan ternak, membuat kolam dan sebaginya.
Semuanya berhasil. Semuanya merasakan dampak posifitnya.
“Sejak awal, saya memang komitmen untuk melakukan percepatan pembangunan,”katanya.
Berikhtiar menjadi Gubernur, Cek Endra berniat ingin bekerja.